Monday, October 19, 2009

Cambodia Report : Day 6

Pagi ini seperti hari kemarin aku memberikan training kembali namun lebih banyak di isi dengan diskusi dan bagaimana cara menjalankan bisnis, apa kesulitan yang mungkin dihadapi dan bagaimana menanganinya serta hal – hal teknis lainnya yang mungkin akan dijumpai selama menjalankan bisnis ini.

Selesai training siang hari kami kembali bersiap - siap untuk terbang kembali ke Indonesia dan tentunya dengan menyiapkan uang pas US 25 untuk pembayaran airport tax. Hanya itu saja yang kita bayar untuk terbang kembali ke Indonesia.

Pengalaman ini tentunya yang agak unik, karena di bandara manapun yang pernah saya kunjungi kita tidak pernah membayar kembali, kecuali di Cambodia ini kita harus bayar.

Sambil menunggu penerbangan kembali ke Indonesia ini, sekarang bandaranya cukup baik dan bersih serta disediakan pula internet gratis beserta perangkat komputernya walaupun bukan dengan sistem yang terbaru, namun cukup nyaman di gunakan.
Di bandara ini tersedia sekitar 8 unit komputer yang bisa dipergunakan untuk internetan secara gratis tanpa limit waktu, asalkan ngga cape berdiri saja.

Klo toko - toko souvernirnya dan toko bukunya sich standard lah menurut gue sich, harganya juga relatif lebih mahal.

Penerbangannya sendiri sebenarnya lebih banyak ke negeri China dengan menggunakan pesawat - pesawat dari China yang belum pernah saya dengar lho, tapi jumlahnya cukup banyak dan saya kira harga tiketnya juga pasti ekonomis.

Penerbangan ke Indo aman - aman saja dan malam hari menjelang jam 10 malam saya baru mendarat di Jakarta, dan sampai jumpa lagi dalam tulisan perjalanan mendatang saja.

Cambodia Report : Day 5

Training hari ini selesai lebih cepat dari biasanya di samping juga materi yang ingin disampaikan sudah tinggal sedikit, sehingga akan lebih banyak di isi dengan praktek lapangan. Aku mendesign program training untuk joint visit saja antara karyawan yang sudah berpengalaman di bidang ini untuk jumpa dengan customer sambil mengajarkan kepada karyawan yang baru.

Sementara sore hari ini, aku isi kegiatan dengan survai dan belanja beberapa perlengkapan kantor untuk mulai menjalankan bisnis ini pada hari Senin mendatang. Selesai itu aku makan malam di salah satu restaurant yang menjual masakan khas Kamboja dalam bentuk soup, sebenarnya yach menurutku sich mirip dengan shabu.

Aku juga menyempatkan diri untuk membeli bet bersama Edwin dan berencana malam ini akan main pingpong nich. Harga bet yang aku beli sich ngga terlalu mahal, USD 6 untuk 2 bet termasuk 3 bola pingpongnya…. Sedangkan sewa di hotel juga sama USD 6 untuk 1 jam permainan, jadi lebih murah beli sendiri dech.

Selesai makan aku kembali ke hotel dengan menggunakan Tuk Tuk…..dan main pingpong sampe jam 10 malam setelah itu mandi dan tertidur….

Cambodia Report : Day 4

Aku terbangun ketika pintu kamar di buka, dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi dan Edwin baru kembali dari Nagaworld, sempat ngobrol sebentar dan katanya semalam mereka telp ke Naga minta dijemput dan tidak lama kemudian mobil penjemputnya datang. Hanya saja ketika akan kembali ke hotel, dari Naga mengatakan bahwa mobil untuk mengantarkan tidak bisa lagi dipergunakan karena peraturan sudah berubah, fasilitas itu hanya diberikan bagi penghuni hotel Naga saja. Kemudian Edwin tertidur, sementara aku bersiap untuk memberikan training kembali.

Sore hari selesai training di dalam kelas, aku ajak beberapa rekan yang baru mulai bergabung untuk melakukan field training di pandu oleh rekan yang sudah lebih berpengalaman di bidang ini. Kami bertemu beberapa customer walaupun aku tidak dapat berbahasa Kmer, minimal aku bisa memberikan kesempatan kepada karyawan yang benar – benar baru bergabung untuk melihat bagaimana cara kerja dan menjalankan bisnis ini.

Malam harinya aku bersama Edwin makan malam di tepi Sungai Tonle Sap yang nanti di ujungnya akan bergabung dengan sungai Mekong, aku tidak hafal nama restaurantnya namun makanan yang disajikan enak sekali khususnya adalah masakan ’Ikan Gajah’ karena penduduk lokal menyebutnya sebagai ’Elephant Fish’ yaitu ikan yang hidup di Sungai Mekong.

Keistimewaan dari Sungai Tonle Sap ini katanya adalah satu – satunya sungai di dunia yang bisa memiliki 2 arah aliran yang berbeda. Jadi pada musim kemarau aliran sungainya dari Sungai Mekong menuju kearah danau Tonle Sap, sedangkan pada musim penghujan karena danaunya penuh air maka aliran sungai akan berbalik ke arah sungai Mekong untuk diteruskan ke laut, dan selama ini tidak pernah terjadi banjir. Sungai Tonle Sap dan Sungai Mekong ini sangat lebar dan dalam sekali, kapal besarpun dapat berlayar di sini.

Kami berangkat ke sini dengan menggunakan becak bermotor, jadi becak yang bisa memuat hingga 4 orang dewasa duduk saling berhadapan dan ditarik oleh motor. Biaya dari hotel ke mari adalah USD 4 pp.

Dari pengamatan selama berada di Kamboja memang tidak ada kendaraan umum yang bersifat masal seperti bus, bilamana kita bepergian bisa menggunakan motor becak ini ataupun ojek. Jika menggunakan motor becak jarak terjauhpun sekitar 3 – 4 USD saja, sedangkan jika menggunakan ojek yaitu angkutan umum yang paling murah sekitar 1 USD.

Selama aku berada di Kamboja hingga hari ini hanya 1 kali melihat taksi berwarna kuning, jadi kendaraan jenis inipun sangat langka.

Cambodia Report : Day 3

Hari ini kembali aku disibukkan dengan urusan training dan selama 2 hari pengamatanku team kami di Kamboja ini memiliki orang yang jauh lebih kritis dibandingkan dengan team di Indonesia sendiri. Walaupun bahasa menjadi kendala namun mereka tetap berusaha untuk belajar dan selalu bertanya. Hasil test jelekpun tidak menjadikan mereka malu bahkan mereka tahu mereka harus belajar lebih giat lagi dan tetap bersedia untuk menjelaskan kepada rekan – rekannya yang lain yang masih kesulitan untuk menangkap penjelasan kami. Kesan ulet dan gigih nampak dari usaha mereka untuk menangkap apa yang kami berikan.

Kami juga menjelaskan secara perlahan sehingga lebih mudah dipahami oleh mereka, karena tidak setiap saat kami bisa berkunjung ke sini karena aku juga memiliki team di Indonesia sendiri yang saat ini masih memberikan kontribusi penjualan yang jauh lebih besar tentunya sedangkan pasar eksport ini juga baru kami kembangkan.

Untuk barang – barang lainnya, katanya sich lebih murah seperti handphone Black Berry tipe Bold yang di Indonesia di jual dengan harga sekitar 6 juta lebih disini bisa di dapatkan dengan harga 500 USD, atau sekitar Rp. 4.8 juta dan juga barang – barang lainnya, karena angka penyelundupan masih tinggi di sini. Bahkan obat – obatan dari India juga mudah masuk ke sini dan dijual sangat murah seperti copy produk Viagra bisa kita dapatkan di kios – kios pom bensin dan apotik dengan kisaran harga dari USD 1 – 2.45.

Hari ini training aku tutup pada jam 5 sore hari, dan sempat mandi sebentar kemudian kami di jemput oleh partner kami untuk makan malam bersama dengan keluarga mereka. Aku di bawa ke Chinese Rest, yang ternyata lokasinya berada di gedung Nagaworld tersebut. Jadi di lantai dasar adalah tempat judi sedangkan di lantai 2 dan 3 banyak tempat makan mulai dari Chinese, Japanese, Western style dan lain sebagainya.

Sekitar jam 9 kami kembali ke Hotel, dan malam ini aku memilih untuk tetap di kamar hotel untuk menyelesaikan beberapa materi lagi yang harus aku siapkan untuk besok, sedangkan Edwin dan P’ Rusdy berencana untuk kembali mencoba peruntungannya di Nagaworld

Cambodia Report : Day 2

Pagi ini alarm handphone ku bunyi jam 5 pagi, namun rasanya ngantuk berat dah gitu semalam lupa setting ulang harusnya ngga usah terlalu pagi karena janji akan dijemput nanti jam 7.30.... Jadi bangun jam 6 masih belum terlambat jadi aku tertidur kembali walaupun tidak terlalu nyenyak sekali.

Jam 6.15 baru aku terbangun, mandi dan turun untuk sarapan dan dibawah sudah ada P' Rusdy. Yang unik dari sarapan disini adalah adanya mie baso, dengan aneka mie nya yang bisa kita pilih, ada mie lebar, putih, hijau, keriting dan sebagainya. Selebihnya tidak ada lagi yang istimewa dan semuanya sama seperti yang ditawarkan oleh hotel manapun.

Menjelang jam 8 baru aku dijemput untuk melakukan training kepada partner kerja perusahaanku. Sebelum training dimulai aku diberitahukan mengenai aturan umum di Kamboja ini khususnya perusahaan partnerku ini dan katanya itu adalah umum di sini. Jadi karyawan masuk jam 8 pagi, kemudian jam 12 istirahat sampai dengan jam 2. Selama 2 jam itu karyawan pulang ke rumah masing - masing untuk makan dan tidur siang. Nanti jam 2 sudah kembali di kantor dan bekerja hingga jam 4, yang masih ada tugas bisa melanjutkannya sampai jam 7 malam.

Praktis seharian ini aku dan rekan - rekan lain sibuk memberikan training dan selesai sekitar jam 6 sore untuk hari ini.
Setelah mandi sebentar aku dan P' Rusdy keluar hotel dengan diantar oleh becak bermotor seharga USD 4 menuju ke Nagaworld, yaitu satu - satunya tempat perjudian yang legal di sini milik konglomerat dari Malaysia bekerja sama dengan Hun Sen katanya. Sementara Edwin lebih memilih tetap di kamar untuk menyelesaikan beberapa tugas dan nanti malam akan menyusul katanya.

Nagaworld kali ini sudah jauh lebih megah dan besar dibandingkan dengan 2 tahun lalu saat aku berkunjung ke sini. Sekarang hotelnya juga sudah jadi dan casinonya menempati lantai dasar terbagi atas 2 wing, sebelah kanan sama seperti yang 2 tahun lalu aku kunjungi di mana atapnya berornamenkan langit cerah dengan warna biru yang dominan. Sedangkan sebelah kanan sudah merupakan bangunan modern dengan atap yang terbuka hingga 2 lantai ke atas, sehingga dari lantai 1 yang banyak diisi oleh pertokoan hanya saja masih banyak yang tutup dan restaurant bisa secara jelas melihat ke bawah tempat casino berada, demikian juga dari lantai 2 yang merupakan ballroom hotel.

Hotel ini memiliki ketinggian hingga 13 lantai pada saat tulisan ini dibuat karena pembangunan masih terus berlanjut untuk lantai – lantai berikutnya. Aku rasa di lantai 13 ini berisikan kamar suite room karena saat aku mencoba naik dan sampai di lantai 13, keluar dari lift sudah disambut oleh 4 petugas keamanan dan ditanyakan maksud dan tujuannya ke lantai tersebut.
Penjagaan casino di sini nampaknya tidak terlalu ketat seperti di Malaysia, karena sempat aku lihat anak - anak kecil berada di area casino walaupu tidak kulihat mereka bermain.

Bagi penjudi yang bermain di meja seperti ‘black jack’, ‘roulette’ ataupun ‘jack pot’ bisa meminta kupon untuk anda mendapatkan makan di rest, ataupun bisa juga pesan minuman dan semuanya free. Tapi jika anda penonton tentu tidak diberikan kupon tersebut, jadi sedikit berbeda dibandingkan dengan perjudian di ‘Genting’ yang bisa anda ambil sesuka hati baik pemain ataupun penonton.

Sekitar jam 3 dini hari baru kami memutuskan untuk kembali ke hotel dan istirahat, dan untuk kembali ke hotel kami bisa mendapatkan mobil dari Nagaworld secara gratis hanya saja kita berikan tip ke supirnya.

Cambodia Report : Day 1

Cuaca sangat cerah dan pesawat yang membawa kami mendarat sangat mulus sekali hampir tak terasa benturan roda dengan landasan. Jam telah menunjukkan pukul 5.20 menit waktu setempat.

Bandara di Phnom Penh relative bersih dan bagus, juga sudah menggunakan belalai saat turun dari pesawat dan kita diarahkan jalannya untuk turun ke lantai dasar.

Turun ke lantai dasar sudah ditunggu oleh petugas yang memeriksa form kesehatan yang tadi telah dibagikan pada saat mau check in tadi di Singapore. Setelah menyerahkan form tersebut masih ada ruang yang cukup luas dengan meja di sekelilingnya, aku menuju ke salah satu meja kosong untuk menyiapkan seluruh data yang dibutuhkan untuk pengajuan visa on arrival.

Syarat yang diminta untuk Visa on Arrival, adalah form pengajuan yang sudah dibagikan di Singapore, kemudian jenis visa yang diminta saran sich tulis saja T (Tourist) sehingga bayar biaya visanya hanya USD 20, jika ditulis untuk tujuan Bisnis maka biayanya menjadi USD 25. Kemudian sertakan juga foto ukuran 4 x 6 berwarna.

Setelah seluruh dokumen itu lengkap, kita harus serahkan passport, foto dan formnya di loket ke 1 trus tinggalkan saja dan kita langsung menuju ke loket terakhir. Di loket terakhir ini nanti petugasnya akan menunjukkan passport kita dan segera kita ambil serta bayar biayanya. Ngga usah tanya lagi berapa karena biayanya sudah terpampang besar di papan pengumuman dan di dalam passportnya nanti sudah ada bukti bayarnya. Petugas di sini juga pelit bicara atau ngga fasih berbicara bahasa Inggris mungkin juga.

Selesai mendapatkan VISA aku segera menuju ke loket imigrasi dan lewat dari pintu imigrasi aku ambil bagasi sambil menunggu rekan- rekan kerjaku yang masih ada di belakang. Aku berangkat bertiga, dari Indo bersama dengan Edwin, dan di Singapore bergabung dengan P’ Rusdy yang berangkat dari Sydney.

Setelah semua bagasi keluar, kami menuju ke pintu keluar dan disini barang bawaan Edwin kena random check sehingga harus di buka dan dilihat oleh petugas.

Di luar sudah menunggu Mr. Song Khun, partner kerja kita di Cambodia yang menjemput dengan mobilnya. Di Cambodia praktis tidak ada kendaraan umum seperti bus ataupun kereta / MRT. Sehingga praktis sarana transportasi di sini minim sekali namun banyak mobil pribadi yang bermerk di sini walaupun itu adalah kebanyakan mobil second dari pasar Rusia ataupun Negara lainnya, seperti LEXUS yang paling banyak

Kami bermalam di Phnom Penh Hotel, dari bandara menuju ke hotel lalu lintas sangat padat dan macet sekali serta kita berjalan di jalur kanan, sehingga berbeda dengan peraturan di Indonesia. Sekitar 40 menit kita sudah sampai, check in sebentar trus kami jalan lagi untuk makan malam sebentar baru kembali ke hotel.

Sebelum makan malam aku menyempatkan diri untuk membeli kartu telp prabayar, banyak sekali merk / operatornya namun saran dari partner kami di sini untuk membeli kartu Hello saja karena paling murah biaya callingnya, namun ternyata untuk membeli kartu tersebut tidak mudah karena hanya diperuntukkan bagi penduduk Kamboja saja, sedangkan pendatang tidak diperkenankan untuk membelinya. Apa boleh buat akhirnya partner kami yang membelikan dengan harga kartu perdananya 5 USD tanpa pulsa, dan isi pulsanya aku ambil yang 5 USD juga.

Untuk sms ke Indonesia, biayanya adalah 10 cent saja, dan untuk telp ke sesama kartu Hello adalah 7 cent untuk sepanjang hari, jadi sekali telp kena biaya 7 cent setelah itu bebas selama 24 jam. Karena kami bertiga dan kemungkinan akan sering telp termasuk ke partner kami di sini, tentu saja ini adalah pilihan yang paling tepat.

Kartu lainnya banyak seperti Mobitel, Cellcard dan lain – lain, namun biayanya sedikit lebih mahal. Aku ngga coba yang tipe ini namun kekurangan dari Hello yang aku rasakan adalah tidak dapat dipergunakan untuk koneksi ke internet, jadi walaupun HPku bisa sebagai modem, namun tidak dapat dipergunakan untuk koneksi ke internet.
Pada voucher isi ulangnya juga sebenarnya ada tertulis bahwa pulsa tersebut hanya untuk telp dan sms saja.

Hotel juga memiliki hal yang unik yaitu di kamar mandi dimana, shower dan bathupnya unik, jadi bathup nya berbentuk oval dan cukup tinggi sehingga untuk masuk ke bathup harus menginjak tangga kayu baru nyaman masuk ke dalam bathup, kemudian pintu kacanya bisa kita tutup sehingga kita berada di dalam kamar kaca yang tertutup rapat.

Di dindingnya banyak sekali tombol dengan berbagai macam fungsi seperti, menjalankan air panas / dingin, kemudian kita bisa atur dari mana air itu akan menyembur, dari atas kepala, melalui shower, atau lewat lubang – lubang khusus di dinding yang berjumlah 8 buah atau bisa juga melalui lubang – lubang di bagian bawah bathup, bahkan bisa kita jadikan sauna.

Jadi di dalam bathup juga di sediakan tempat duduk, dan bilamana kita duduk kemudian atur airnya maka air yang menyembur dari dinding sebanyak 8 titik itu terasa memijat punggung kita.

Hanya saja di kamar yang aku tempati ini tidak semua lubang mengeluarkan air dengan sama besar, mungkin lubangnya tersumbat oleh kerak – kerak air.

Selesai mandi aku masih sempat baca majalah yang aku bawa dari Indo sebelum akhirnya tertidur.