Monday, October 19, 2009

Cambodia Report : Day 6

Pagi ini seperti hari kemarin aku memberikan training kembali namun lebih banyak di isi dengan diskusi dan bagaimana cara menjalankan bisnis, apa kesulitan yang mungkin dihadapi dan bagaimana menanganinya serta hal – hal teknis lainnya yang mungkin akan dijumpai selama menjalankan bisnis ini.

Selesai training siang hari kami kembali bersiap - siap untuk terbang kembali ke Indonesia dan tentunya dengan menyiapkan uang pas US 25 untuk pembayaran airport tax. Hanya itu saja yang kita bayar untuk terbang kembali ke Indonesia.

Pengalaman ini tentunya yang agak unik, karena di bandara manapun yang pernah saya kunjungi kita tidak pernah membayar kembali, kecuali di Cambodia ini kita harus bayar.

Sambil menunggu penerbangan kembali ke Indonesia ini, sekarang bandaranya cukup baik dan bersih serta disediakan pula internet gratis beserta perangkat komputernya walaupun bukan dengan sistem yang terbaru, namun cukup nyaman di gunakan.
Di bandara ini tersedia sekitar 8 unit komputer yang bisa dipergunakan untuk internetan secara gratis tanpa limit waktu, asalkan ngga cape berdiri saja.

Klo toko - toko souvernirnya dan toko bukunya sich standard lah menurut gue sich, harganya juga relatif lebih mahal.

Penerbangannya sendiri sebenarnya lebih banyak ke negeri China dengan menggunakan pesawat - pesawat dari China yang belum pernah saya dengar lho, tapi jumlahnya cukup banyak dan saya kira harga tiketnya juga pasti ekonomis.

Penerbangan ke Indo aman - aman saja dan malam hari menjelang jam 10 malam saya baru mendarat di Jakarta, dan sampai jumpa lagi dalam tulisan perjalanan mendatang saja.

Cambodia Report : Day 5

Training hari ini selesai lebih cepat dari biasanya di samping juga materi yang ingin disampaikan sudah tinggal sedikit, sehingga akan lebih banyak di isi dengan praktek lapangan. Aku mendesign program training untuk joint visit saja antara karyawan yang sudah berpengalaman di bidang ini untuk jumpa dengan customer sambil mengajarkan kepada karyawan yang baru.

Sementara sore hari ini, aku isi kegiatan dengan survai dan belanja beberapa perlengkapan kantor untuk mulai menjalankan bisnis ini pada hari Senin mendatang. Selesai itu aku makan malam di salah satu restaurant yang menjual masakan khas Kamboja dalam bentuk soup, sebenarnya yach menurutku sich mirip dengan shabu.

Aku juga menyempatkan diri untuk membeli bet bersama Edwin dan berencana malam ini akan main pingpong nich. Harga bet yang aku beli sich ngga terlalu mahal, USD 6 untuk 2 bet termasuk 3 bola pingpongnya…. Sedangkan sewa di hotel juga sama USD 6 untuk 1 jam permainan, jadi lebih murah beli sendiri dech.

Selesai makan aku kembali ke hotel dengan menggunakan Tuk Tuk…..dan main pingpong sampe jam 10 malam setelah itu mandi dan tertidur….

Cambodia Report : Day 4

Aku terbangun ketika pintu kamar di buka, dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi dan Edwin baru kembali dari Nagaworld, sempat ngobrol sebentar dan katanya semalam mereka telp ke Naga minta dijemput dan tidak lama kemudian mobil penjemputnya datang. Hanya saja ketika akan kembali ke hotel, dari Naga mengatakan bahwa mobil untuk mengantarkan tidak bisa lagi dipergunakan karena peraturan sudah berubah, fasilitas itu hanya diberikan bagi penghuni hotel Naga saja. Kemudian Edwin tertidur, sementara aku bersiap untuk memberikan training kembali.

Sore hari selesai training di dalam kelas, aku ajak beberapa rekan yang baru mulai bergabung untuk melakukan field training di pandu oleh rekan yang sudah lebih berpengalaman di bidang ini. Kami bertemu beberapa customer walaupun aku tidak dapat berbahasa Kmer, minimal aku bisa memberikan kesempatan kepada karyawan yang benar – benar baru bergabung untuk melihat bagaimana cara kerja dan menjalankan bisnis ini.

Malam harinya aku bersama Edwin makan malam di tepi Sungai Tonle Sap yang nanti di ujungnya akan bergabung dengan sungai Mekong, aku tidak hafal nama restaurantnya namun makanan yang disajikan enak sekali khususnya adalah masakan ’Ikan Gajah’ karena penduduk lokal menyebutnya sebagai ’Elephant Fish’ yaitu ikan yang hidup di Sungai Mekong.

Keistimewaan dari Sungai Tonle Sap ini katanya adalah satu – satunya sungai di dunia yang bisa memiliki 2 arah aliran yang berbeda. Jadi pada musim kemarau aliran sungainya dari Sungai Mekong menuju kearah danau Tonle Sap, sedangkan pada musim penghujan karena danaunya penuh air maka aliran sungai akan berbalik ke arah sungai Mekong untuk diteruskan ke laut, dan selama ini tidak pernah terjadi banjir. Sungai Tonle Sap dan Sungai Mekong ini sangat lebar dan dalam sekali, kapal besarpun dapat berlayar di sini.

Kami berangkat ke sini dengan menggunakan becak bermotor, jadi becak yang bisa memuat hingga 4 orang dewasa duduk saling berhadapan dan ditarik oleh motor. Biaya dari hotel ke mari adalah USD 4 pp.

Dari pengamatan selama berada di Kamboja memang tidak ada kendaraan umum yang bersifat masal seperti bus, bilamana kita bepergian bisa menggunakan motor becak ini ataupun ojek. Jika menggunakan motor becak jarak terjauhpun sekitar 3 – 4 USD saja, sedangkan jika menggunakan ojek yaitu angkutan umum yang paling murah sekitar 1 USD.

Selama aku berada di Kamboja hingga hari ini hanya 1 kali melihat taksi berwarna kuning, jadi kendaraan jenis inipun sangat langka.

Cambodia Report : Day 3

Hari ini kembali aku disibukkan dengan urusan training dan selama 2 hari pengamatanku team kami di Kamboja ini memiliki orang yang jauh lebih kritis dibandingkan dengan team di Indonesia sendiri. Walaupun bahasa menjadi kendala namun mereka tetap berusaha untuk belajar dan selalu bertanya. Hasil test jelekpun tidak menjadikan mereka malu bahkan mereka tahu mereka harus belajar lebih giat lagi dan tetap bersedia untuk menjelaskan kepada rekan – rekannya yang lain yang masih kesulitan untuk menangkap penjelasan kami. Kesan ulet dan gigih nampak dari usaha mereka untuk menangkap apa yang kami berikan.

Kami juga menjelaskan secara perlahan sehingga lebih mudah dipahami oleh mereka, karena tidak setiap saat kami bisa berkunjung ke sini karena aku juga memiliki team di Indonesia sendiri yang saat ini masih memberikan kontribusi penjualan yang jauh lebih besar tentunya sedangkan pasar eksport ini juga baru kami kembangkan.

Untuk barang – barang lainnya, katanya sich lebih murah seperti handphone Black Berry tipe Bold yang di Indonesia di jual dengan harga sekitar 6 juta lebih disini bisa di dapatkan dengan harga 500 USD, atau sekitar Rp. 4.8 juta dan juga barang – barang lainnya, karena angka penyelundupan masih tinggi di sini. Bahkan obat – obatan dari India juga mudah masuk ke sini dan dijual sangat murah seperti copy produk Viagra bisa kita dapatkan di kios – kios pom bensin dan apotik dengan kisaran harga dari USD 1 – 2.45.

Hari ini training aku tutup pada jam 5 sore hari, dan sempat mandi sebentar kemudian kami di jemput oleh partner kami untuk makan malam bersama dengan keluarga mereka. Aku di bawa ke Chinese Rest, yang ternyata lokasinya berada di gedung Nagaworld tersebut. Jadi di lantai dasar adalah tempat judi sedangkan di lantai 2 dan 3 banyak tempat makan mulai dari Chinese, Japanese, Western style dan lain sebagainya.

Sekitar jam 9 kami kembali ke Hotel, dan malam ini aku memilih untuk tetap di kamar hotel untuk menyelesaikan beberapa materi lagi yang harus aku siapkan untuk besok, sedangkan Edwin dan P’ Rusdy berencana untuk kembali mencoba peruntungannya di Nagaworld

Cambodia Report : Day 2

Pagi ini alarm handphone ku bunyi jam 5 pagi, namun rasanya ngantuk berat dah gitu semalam lupa setting ulang harusnya ngga usah terlalu pagi karena janji akan dijemput nanti jam 7.30.... Jadi bangun jam 6 masih belum terlambat jadi aku tertidur kembali walaupun tidak terlalu nyenyak sekali.

Jam 6.15 baru aku terbangun, mandi dan turun untuk sarapan dan dibawah sudah ada P' Rusdy. Yang unik dari sarapan disini adalah adanya mie baso, dengan aneka mie nya yang bisa kita pilih, ada mie lebar, putih, hijau, keriting dan sebagainya. Selebihnya tidak ada lagi yang istimewa dan semuanya sama seperti yang ditawarkan oleh hotel manapun.

Menjelang jam 8 baru aku dijemput untuk melakukan training kepada partner kerja perusahaanku. Sebelum training dimulai aku diberitahukan mengenai aturan umum di Kamboja ini khususnya perusahaan partnerku ini dan katanya itu adalah umum di sini. Jadi karyawan masuk jam 8 pagi, kemudian jam 12 istirahat sampai dengan jam 2. Selama 2 jam itu karyawan pulang ke rumah masing - masing untuk makan dan tidur siang. Nanti jam 2 sudah kembali di kantor dan bekerja hingga jam 4, yang masih ada tugas bisa melanjutkannya sampai jam 7 malam.

Praktis seharian ini aku dan rekan - rekan lain sibuk memberikan training dan selesai sekitar jam 6 sore untuk hari ini.
Setelah mandi sebentar aku dan P' Rusdy keluar hotel dengan diantar oleh becak bermotor seharga USD 4 menuju ke Nagaworld, yaitu satu - satunya tempat perjudian yang legal di sini milik konglomerat dari Malaysia bekerja sama dengan Hun Sen katanya. Sementara Edwin lebih memilih tetap di kamar untuk menyelesaikan beberapa tugas dan nanti malam akan menyusul katanya.

Nagaworld kali ini sudah jauh lebih megah dan besar dibandingkan dengan 2 tahun lalu saat aku berkunjung ke sini. Sekarang hotelnya juga sudah jadi dan casinonya menempati lantai dasar terbagi atas 2 wing, sebelah kanan sama seperti yang 2 tahun lalu aku kunjungi di mana atapnya berornamenkan langit cerah dengan warna biru yang dominan. Sedangkan sebelah kanan sudah merupakan bangunan modern dengan atap yang terbuka hingga 2 lantai ke atas, sehingga dari lantai 1 yang banyak diisi oleh pertokoan hanya saja masih banyak yang tutup dan restaurant bisa secara jelas melihat ke bawah tempat casino berada, demikian juga dari lantai 2 yang merupakan ballroom hotel.

Hotel ini memiliki ketinggian hingga 13 lantai pada saat tulisan ini dibuat karena pembangunan masih terus berlanjut untuk lantai – lantai berikutnya. Aku rasa di lantai 13 ini berisikan kamar suite room karena saat aku mencoba naik dan sampai di lantai 13, keluar dari lift sudah disambut oleh 4 petugas keamanan dan ditanyakan maksud dan tujuannya ke lantai tersebut.
Penjagaan casino di sini nampaknya tidak terlalu ketat seperti di Malaysia, karena sempat aku lihat anak - anak kecil berada di area casino walaupu tidak kulihat mereka bermain.

Bagi penjudi yang bermain di meja seperti ‘black jack’, ‘roulette’ ataupun ‘jack pot’ bisa meminta kupon untuk anda mendapatkan makan di rest, ataupun bisa juga pesan minuman dan semuanya free. Tapi jika anda penonton tentu tidak diberikan kupon tersebut, jadi sedikit berbeda dibandingkan dengan perjudian di ‘Genting’ yang bisa anda ambil sesuka hati baik pemain ataupun penonton.

Sekitar jam 3 dini hari baru kami memutuskan untuk kembali ke hotel dan istirahat, dan untuk kembali ke hotel kami bisa mendapatkan mobil dari Nagaworld secara gratis hanya saja kita berikan tip ke supirnya.

Cambodia Report : Day 1

Cuaca sangat cerah dan pesawat yang membawa kami mendarat sangat mulus sekali hampir tak terasa benturan roda dengan landasan. Jam telah menunjukkan pukul 5.20 menit waktu setempat.

Bandara di Phnom Penh relative bersih dan bagus, juga sudah menggunakan belalai saat turun dari pesawat dan kita diarahkan jalannya untuk turun ke lantai dasar.

Turun ke lantai dasar sudah ditunggu oleh petugas yang memeriksa form kesehatan yang tadi telah dibagikan pada saat mau check in tadi di Singapore. Setelah menyerahkan form tersebut masih ada ruang yang cukup luas dengan meja di sekelilingnya, aku menuju ke salah satu meja kosong untuk menyiapkan seluruh data yang dibutuhkan untuk pengajuan visa on arrival.

Syarat yang diminta untuk Visa on Arrival, adalah form pengajuan yang sudah dibagikan di Singapore, kemudian jenis visa yang diminta saran sich tulis saja T (Tourist) sehingga bayar biaya visanya hanya USD 20, jika ditulis untuk tujuan Bisnis maka biayanya menjadi USD 25. Kemudian sertakan juga foto ukuran 4 x 6 berwarna.

Setelah seluruh dokumen itu lengkap, kita harus serahkan passport, foto dan formnya di loket ke 1 trus tinggalkan saja dan kita langsung menuju ke loket terakhir. Di loket terakhir ini nanti petugasnya akan menunjukkan passport kita dan segera kita ambil serta bayar biayanya. Ngga usah tanya lagi berapa karena biayanya sudah terpampang besar di papan pengumuman dan di dalam passportnya nanti sudah ada bukti bayarnya. Petugas di sini juga pelit bicara atau ngga fasih berbicara bahasa Inggris mungkin juga.

Selesai mendapatkan VISA aku segera menuju ke loket imigrasi dan lewat dari pintu imigrasi aku ambil bagasi sambil menunggu rekan- rekan kerjaku yang masih ada di belakang. Aku berangkat bertiga, dari Indo bersama dengan Edwin, dan di Singapore bergabung dengan P’ Rusdy yang berangkat dari Sydney.

Setelah semua bagasi keluar, kami menuju ke pintu keluar dan disini barang bawaan Edwin kena random check sehingga harus di buka dan dilihat oleh petugas.

Di luar sudah menunggu Mr. Song Khun, partner kerja kita di Cambodia yang menjemput dengan mobilnya. Di Cambodia praktis tidak ada kendaraan umum seperti bus ataupun kereta / MRT. Sehingga praktis sarana transportasi di sini minim sekali namun banyak mobil pribadi yang bermerk di sini walaupun itu adalah kebanyakan mobil second dari pasar Rusia ataupun Negara lainnya, seperti LEXUS yang paling banyak

Kami bermalam di Phnom Penh Hotel, dari bandara menuju ke hotel lalu lintas sangat padat dan macet sekali serta kita berjalan di jalur kanan, sehingga berbeda dengan peraturan di Indonesia. Sekitar 40 menit kita sudah sampai, check in sebentar trus kami jalan lagi untuk makan malam sebentar baru kembali ke hotel.

Sebelum makan malam aku menyempatkan diri untuk membeli kartu telp prabayar, banyak sekali merk / operatornya namun saran dari partner kami di sini untuk membeli kartu Hello saja karena paling murah biaya callingnya, namun ternyata untuk membeli kartu tersebut tidak mudah karena hanya diperuntukkan bagi penduduk Kamboja saja, sedangkan pendatang tidak diperkenankan untuk membelinya. Apa boleh buat akhirnya partner kami yang membelikan dengan harga kartu perdananya 5 USD tanpa pulsa, dan isi pulsanya aku ambil yang 5 USD juga.

Untuk sms ke Indonesia, biayanya adalah 10 cent saja, dan untuk telp ke sesama kartu Hello adalah 7 cent untuk sepanjang hari, jadi sekali telp kena biaya 7 cent setelah itu bebas selama 24 jam. Karena kami bertiga dan kemungkinan akan sering telp termasuk ke partner kami di sini, tentu saja ini adalah pilihan yang paling tepat.

Kartu lainnya banyak seperti Mobitel, Cellcard dan lain – lain, namun biayanya sedikit lebih mahal. Aku ngga coba yang tipe ini namun kekurangan dari Hello yang aku rasakan adalah tidak dapat dipergunakan untuk koneksi ke internet, jadi walaupun HPku bisa sebagai modem, namun tidak dapat dipergunakan untuk koneksi ke internet.
Pada voucher isi ulangnya juga sebenarnya ada tertulis bahwa pulsa tersebut hanya untuk telp dan sms saja.

Hotel juga memiliki hal yang unik yaitu di kamar mandi dimana, shower dan bathupnya unik, jadi bathup nya berbentuk oval dan cukup tinggi sehingga untuk masuk ke bathup harus menginjak tangga kayu baru nyaman masuk ke dalam bathup, kemudian pintu kacanya bisa kita tutup sehingga kita berada di dalam kamar kaca yang tertutup rapat.

Di dindingnya banyak sekali tombol dengan berbagai macam fungsi seperti, menjalankan air panas / dingin, kemudian kita bisa atur dari mana air itu akan menyembur, dari atas kepala, melalui shower, atau lewat lubang – lubang khusus di dinding yang berjumlah 8 buah atau bisa juga melalui lubang – lubang di bagian bawah bathup, bahkan bisa kita jadikan sauna.

Jadi di dalam bathup juga di sediakan tempat duduk, dan bilamana kita duduk kemudian atur airnya maka air yang menyembur dari dinding sebanyak 8 titik itu terasa memijat punggung kita.

Hanya saja di kamar yang aku tempati ini tidak semua lubang mengeluarkan air dengan sama besar, mungkin lubangnya tersumbat oleh kerak – kerak air.

Selesai mandi aku masih sempat baca majalah yang aku bawa dari Indo sebelum akhirnya tertidur.

Monday, August 31, 2009

Sydney Report : Day 7

Mendarat terminal 3 Changi Airport di Singapore sudah lewat tengah malam, namun di bandara masih ramai sekali…. Trus di papan pengumuman yang terpasang aku lihat penerbangan terakhir adalah pada pukul 3 pagi nanti..berarti masih ada sekitar 2,5 jam lagi trus berikutnya kosong selama 2 jam dan start lagi pada pukul 5 pagi…hhhmmm… jadi sebenarnya Changi Airport yang ngga pernah kosong dach….

Gayanya sich tadi mau kaya bule – bule gitu, aku mau main saja di airport dan tidur nanti seadanya di tempat duduk or di mana saja, jadi tengah malam gini masih sempat on line menggunakan fasilitas di bandara dan chatting dengan beberapa teman yang masih ol di Indo.

Tapi ngga lama koq ya kepala pusing dan badan agak meriang, jadi ragu – ragu nich mau ikut gaya bule, akhirnya naik ke lantai 2 dan mencari transit hotel, diinformasikan penuh di situ, so aku minta front officernya untuk bantu cek di terminal 1 or 2 masih ada ngga? Akhirnya aku di beritahukan masih ada di budget room di terminal 1 dan aku langsung saja minta di bookingkan dulu.

Menggunakan train yang ada, aku pindah ke terminal 1 dan check in dah di transit hotel ini untuk tipe kamar budget. Maksudnya adalah hanya kamar saja, sedangkan kamar mandi ada di luar tepatnya di ruang fitness center untuk menggunakan fasilitas kamar mandinya. Di kamar hanya ada tempat tidur yang menghadap ke landasan, trus ada handuk, sedangkan sikat gigi dan sisir nanti minta di fitness centernya.

Sempat melihat – lihat kegiatan di landasan, sebelum akhirnya aku mandi dan menjelang jam 2 subuh dech baru aku tertidur lelap dengan tirai jendela yang aku buka karena ingin memandang landasan pacu bandara sebelum tertidur itu.
Jam 6 pagi aku terbangun dan astaga moncong pesawat yang tepat persis di depan jendela kamar tidurku, rasanya ngga terlalu jauh tuch……

Selesai mandi, aku langsung check out karena aku dapat jatah hanya 6 jam berarti jam 7 harus sudah keluar, sementara penerbangan masih beberapa jam lagi, so aku menyempatkan diri keliling bandara… dan melihat fasilitas yang ada antara lain : theater yang memutar film nonstop selama 24 jam, game seperti PS3, Xbox yang hanya buka dari jam 6 pagi sampai tengah malam dan makan pagi di foodcourtnya yang ternyata juga buka selama 24 jam…

Menjelang jam 10 aku terbang kembali ke Indonesia…..

Friday, August 21, 2009

Sydney Report : Day 6

Pagi ini aku bangun agak siang nich, sekitar jam 8.30 baru sempat sarapan pagi dan seperti biasa hanya sepotong roti dan 2 gelas jus apple saja. Terus sesuai dengan rencana yang semalam aku sempat susun jadi pagi ini rencananya aku mau berkunjung ke St. Mary Cathedral, dan dilanjutkan ke Royal Botanical Garden dan jika masih memungkinkan aku juga mau main ke Opera house di seputaran Circular Quay situ.

Di Station Olympic aku beli 2 macam tiket, yang pertama adalah ke Station City yang aku beli pulang pergi dan 1 tiket lagi untuk nanti siang ke Airport seharga A$ 11.7.....hhhmm jadi aman dach nanti jika mau beli sesuatu tidak mikir lagi apakah dana untuk pulang masih cukup.

Dalam perjalanan ke St. City aku sempat masukkan koordinat St. Mary dan begitu keluar dari St.City trus aku hidupkan gps dan dengan dipandu perangkat tersebut aku dengan yakinnya berjalan mengikuti arah tersebut, tapi………, pas sampai dengan koordinat yang tadi aku masukkan lho tidak ada tuch Katedral yang dimaksud…so..? Bingung aku, akhirnya cek lagi ternyata aku yang salah …jadi koordinat yang aku masukkan itu adalah jalan St. Mary bukan nya bangunan katedral St. Mary, akhirnya aku masukkan ulang dan ternyata meleset lumayan jauh juga nich, jadi tadi aku jalannya agak memutar.

Koordinat yang terakhir aku masukkan benar, karena dari jauh sudah terlihat adanya bangunan gereja katedral yang megah tersebut, dan ternyata ini juga merupakan salah satu obyek wisata di sana, karena nampak banyak turis yang sedang berfoto – foto di sana dan ketika aku masuk…wuiiihhh… megah dan anggun lho serta cantik lagi. Di dalam juga boleh foto – foto dan ada serombongan anak sekolah yang sedang belajar mengenai perjalanan hidup Yesus serta bangunannya sendiri di pandu oleh guru mereka. Aku menyempatkan diri berdoa sejenak sebelum akhirnya aku keluar dari katedral tersebut melalui pintu yang lain.

Di seberang dari Katedral ini ada sebuah taman yang tidak terlalu luas dan banyak ornament seninya, di sebut sebagai Hyde Park, dimana aku juga sempat menginjakkan kaki di sana. Kemudian menyusuri taman itu kea rah utara, maka di seberang jalan sudah ad ataman lagi yang di sebut sebagai Domain Park.

Domain Park ini adalah taman yang cukup luas dan menyambung dengan Royal Botanical Garden, sebagai salah satu tujuan rencana perjalananku hari ini. Domain Park sendiri di tengahnya terdapat lapangan rumput yang luas dan saat aku berada di sana banyak orang yang sedang berjemur di bawah matahari pagi dan berlari – lari mengelilingi lapangan rumput tersebut. Di sekelilingnya ada jalan setapak yang rindang dan cukup banyak bangku – bangku untuk kita beristirahat. Aku juga sempat duduk di salah satu bangku taman tersebut sejenak untuk menikmati suasana pagi menjelang siang ini sambil mendengarkan kicauan burung.

Di ujung Domain Park aku menjumpai sebuah pintu gerbang dan itu adalah pintu masuk dari Royal Botanical Garden. Jadi taman ini terbuka untuk umum, gratis namun hanya terbuka dari jam 6 pagi sampai dengan jam 5 sore saja, setelah itu akan tertutup. Kemudian yang menarik juga saat memasuki taman tersebut adalah adanya pengumuman yang menganjurkan kita untuk berjalan menginjak rumput di dalam taman tersebut, walaupun tetap tersedia jalan beraspal. Mengapa? Karena menurut pengumuman tersebut dengan menginjak rumput, mendekati tanaman dan menghirup baunya kita akan semakin sadar akan perlunya menjaga kelestarian alam.

Di Royal Botanical Garden ini juga dilarang untuk membawa sepeda,hewan dan permainan bola jadi memang hanya dipergunakan untuk pejalan kaki saja, dan banyak pengunjung taman yang berolah raga dengan berlari. Bingung juga lho jam segini masih banyak yang berolah raga lari dan jika dilihat dari penampilannya masih usia produktif, jadi apa mereka ngga kerja or mahasiswa?

Di taman ini juga banyak saya lihat pasangan – pasangan muda yang duduk di rumput sambil membaca atau tidur – tiduran saja.
Sedikit agak masuk mendekati bagian tengah taman akan dijumpai sebuah bangunan tempat menjual cendera mata dan juga bagian informasi mengenai taman ini. Di sana kita bisa mendapatkan peta taman secara gratis dan pada jam – jam tertentu juga akan disediakan tour guide yang akan membawa kita keliling taman dan semuanya gratis lho tentunya dengan berjalan kaki.

Jika lelah berjalan kita bisa menggunakan kereta keliling dengan biaya AUD 10, tapi buatku sich dengan berjalan di dalam hutan kota lebih tepatnya sangat menyenangkan, trus setelah aku pelajari peta sejenak aku tertarik untuk berkunjung ke Opera House yang jika dilihat dari peta tidak jauh dari ujung taman ini.

Sesuai petunjuk tersebut aku mengikuti jalan dan kadang – kadang memotong dengan menginjak rumput, akhirnya aku sampai di tebing bibir pantai, tidak terlalu tinggi dan banyak sekali pelari yang berlari mengitari tebing pantai ini, dan terlihat juga gedung opera house di salah satu ujung pantai….jadi aku ikut juga menyusuri tebing tersebut kearah bangunan yang popular tersebut.

Ternyata kita bisa masuk ke areal bangunan tersebut langsung dari Royal Botanical Garden ini, jadi ada pintu lagi antara taman dan komplek banguan tersebut sehingga relative bersatu dan nyambung.

Di gedung Opera House ini aku menyempatkan diri masuk dan suasananya booo….. banyak orang tua yang bercengkrama dengan teman – temannya membentuk kelompok di kedai kopi, suasananya tenang walaupun banyak kelompok dan tidak berisik. Di lantai 2 juga aku juga temui keadaan yang sama dan rupanya mereka semua sedang menantikan jam pertunjukkan salah satu konser musik di sana.

Dari lantai 2 gedung opera house ini juga aku bisa melihat area Circular Quay di seberang dari gedung Opera House ini terbentang Sydney Harbour Bridge yang juga sangat popular dan bila diperhatikan nampak titik kecil yang merayap naik, ternyata itu adalah turis yang sedang berjalan memanjat bridge tersebut, mungkin menarik dan memiliki sensasi tersendiri apalagi bilamana dilakukan pada malam hari, namun biayanya mahal sekali untuk ukuran aku….sekitar 1,2 juta rupiah untuk sekali naik saja.

Puas menikmati suasana itu aku kembali ke Royal Botanical Garden namun melalui sisi lain dari taman ini, dan dibagian ini tidak seramai yang di sisi sebelah sana yang berbatasan dengan pantai, jadi ini benar – benar jalan di tengah hutan kota dan suasananya lebih sepi walau tetap di sela-sela pohon ada saja pasangan yang sedang asyik membaca ataupun berdiskusi.

Di bagian ini aku juga menjumpai sebuah bangunan pemerintah yang disebut ‘Government House’ dari luar nampaknya indah dan sebenarnya kita boleh masuk gratis hanya saja harus disertai dengan tour leader. Jika sendiri seperti aku tidak diperkenankan masuk, dan setelah aku lihat tidak ada rombongan turis yang akan masuk, jadi aku tinggalkan…sebenarnya ingin masuk dan lihat bangunan tersebut erta taman yang ada di dalamnya.

Dalam perjalanan kembali ini, di salah satu lapangan rumput aku lihat ada bagian yang diberikan pita kuning seperti police line gitu, sehingga aku tertarik untuk menghampirinya dan ternyata di situ ada sejenis burung yang sedang mengerami telurnya…..busyett…. jika itu terjadi di Jakarta, maka telurnya ada di piring kali yach, dan burungnya di Pasar Pramuka.

Menembus Domain Park, kembali aku menjumpai Hyde Park di sisi yang lain dan terus aku berjalan untuk kembali ke Station City untuk kembali ke Pullman Hotel dan kembali ke Indonesia.

Singkat cerita sore hari aku sudah sampai di bandara dan check in juga tidak masalah namun muncul masalah ketika melewati imigrasi. Setelah di cek kemudian passportku di cap namun di bawa oleh petugasnya yang meminta aku mengikutinya dan aku di bawa ke sebuah meja khusus yang ada di bagian belakang dari loket imigrasi itu.

Sebelum berkata apa – apa si petugas wanita itu meletakkan passportku di bawah microscop dan memeriksa passportku….meneliti keasliannya barangkali, trus mulai dech dia tanya – tanya apa tujuanku ke sana, nginap di mana dan tujuan akhir dari perjalananku. Kemudian aku balik bertanya sebenarnya ada masalah apa? Karena saat aku masuk tidak bermasalah namun saat keluar mengapa dipermasalahkan. Dia bilang karena tanda tanganku berbeda antara yang di pass keluar dengan yang ada di passport, jadi akhirnya dia minta aku tanda tangan lagi di pass keluar tersebut, dan….tetap berbeda katanya. Bingung aku terus begitu aku minta lihat tanda tangan di passport, secara sepintas dia perlihatkan dan kembali aku tanda tangani…sama… lolos dech…….uuuhhh……

Menjelang tengah malam aku terbangun setelah pramugarinya wira – wiri membagikan snack, sementara lampu kabin juga sudah terang benderang. Aku Cuma minta jus apel dan sepotong roti saja, soale ngga biasa makan tengah malam gini…….

Sydney Report : Day 5

Hari ke 5

Training hari ini berlangsung cukup singkat dan bisa selesai jam 3 sore, karena sudah tidak banyak lagi bahan yang harus dipelajari.

Balik ke hotel aku menggunakan taksi karena rekan - rekan lain langsung ke airport untuk kembali ke negara bagian masing - masing.
Sebenarnya aku ingin langsung jalan - jalan saja, namun bawaanku banyak juga, jadi balik dulu dech ke hotel.

Sore menjelang malam ini rencananya aku banyak beli oleh - oleh untuk anak - anak di rumah dan juga rekan - rekan di kantor, so aku meminta penjelasan dari pihak hotel untuk tempat jual coklat manakah yang direkomendasikan? Dari teman - teman di kantor tadi sich sudah diberikan informasi, namun sekedar bertanya kembali sekali cross check juga boleh.....ternyata hasilnya sama dech...

Jadi dari station kereta Olympic seperti biasa aku turun di Lidcombe dulu baru kemudian pindah platform lagi dan ambil kereta yang berhenti di Town Hall. Karena pintu keluarnya begitu banyak yang masing - masing pintu mnenuju ke jalan yang berbeda, sulit jelaskannya, namun ambil dech pintu yang keluar ke jalan George, kemudian cari yang toko coklat "Haigh's Chocolate' (33.8704S ; 151.2068E).
Coklat yang dijual di sini memang agak mahal namun katanya sich enak, sehingga banyak direkomendasikan untuk turis. Memang mahal sich boo..... 1 batang saja bisa berharga A$ 35 untuk yang 300 gr, sekitar 280 ribuan....hhhmmm....
Selesai belanja di sini oleh petugas kasirnya aku diperbolehkan untuk mendapatkan 2 butir coklat dan aku boleh pilih...hhhmmm aku pilih dan saat aku makan, memang nikmat sich, tidak ada coklat yang nempel di gigi, so ini bener - bener dark coklat kualitas bagus nich....pantas mahal.....

Sebenarnya banyak toko coklat di area ini seperti di Victoria Building dan sekitarnya, karena George Street ini adalah area pertokoan, jadi semua jenis barang ada yang jual di sini, namun tidak semuanya juga berkelas pokoknya campur aduk dach... coklat juga ada yang jual cuma seharga A$ 8 untuk yang 300 gr.....hehehehe... soal rasa ngga tahu yach, aku belum coba.

Keluar masuk toko tanpa terasa sudah hampir jam 8 malam namun tokonya belum semuanya tutup khususnya jika yang jualnya orang pendatang, padahal informasi yang aku terima dari pihak hotel toko - toko di sini akan tutup pada jam 6 malam.

Asumsi aku sich, orang bule lebih mementingkan kepentingan pribadi jadi semuanya sesuai dengan kontrak tapi saat kerja benar - benar fokus. Jadi jika kontraknya kerja sampai jam 6 malamm, ya sudah begitu waktunya akan tutup, namun di jam kerja tidak mau di ganggu untuk urusan pribadi, beda banyak yang dengan orang di Indo, klo kerja masih mau di ganggu untuk urusan gossip tapi jam kerja juga mau klo harus lembur - lembur....hehehehehhee......, mana yang lebih baik aku ngga tahu dech....

Sebelum pulang aku sempat beli makan juga yang mudah dijumpai saja yaitu, burger kembali tapi kali ini pesan yang regular saja.

Sydney Report : Day 4

Hari Ke 4

Bangun pagi hari ini sebenarnya agak terlambat karena jam 7.30 aku baru turun makan jadi hanya sempat makan roti sepotong dan apple juice saja sebentar terus sudah bergabung dengan rekan - rekan lainnya di lobby yang sudah bersiap - siap untuk berangkat.

Seperti hari kemarin selesai training hari ini jam 5 sore, trus kami kembali ke hotel dan janji untuk ketemu di lobby jam 6.30 untuk pergi santap malam bersama.

Sesuai dengan kesepakatan semuanya telah berkumpul di lobby kemudian berangkat sama - sama, yang unik juga kali ini saat saya tanya mengapa kita naik taksi bukankah ada mobil? Mereka hanya tersenyum dan bilang karena ini urusan pribadi untuk makan malam bersama, sedangkan mobil untuk urusan kantor....wuiihhh... pembatasannya jelas yach, kaya di Indo rasanya semua dimungkinkan.

Karena alasan inilah, maka waktu bayar taksi juga kita bagi bertiga, sesuai dengan jumlah penumpangnya walaupun Mr. James yang pegang salah satu negara bagian di Ausie ini menolak pada mulanya.

Kita makan di rest Chinese, Blue Ginger Rest yang terletak di Darling Street area Leichhardt (33.8578S ; 151.1827E). Soal rasa mantap dech, tapi tentunya rest ini ngga halal yach, .... sate daging babinya ....hhhmmm....mantap dach... orang bule juga lahap.

Rombonganku yang datang dari Pullman Hotel lebih dulu hadir, kemudian di susul oleh rombongan yang memang tinggal di Sydney dan mereka membawa Wine sendiri...sekitar 6 botol dach, dan yang terakhir rombongan dari US, alasan mereka terlambat karena masih jet lag boooo....... jadi sempat tertidur katanya.

Kami makan dan ngobrol hingga larut malam trus balik ke hotel dech.

Sydney Report : Day 3

Pagi aku terbangun jam 5 setelah alarm di hp berbunya trus mandi dan sempat setrika baju yang akan dipakai nanti, berhubung alat setrika juga tersedia dan sempat juga konek ke internet untuk lihat email.

Turun makan pagi jam 6.30 namun ngga bisa ketemu nasi, semuanya Western style dan jam 7.45 aku bertemu dengan Mr. Breet dan beberapa rekan - rekan lain yang belum aku kenal untuk berangkat sama - sama ketempat meeting dengan mempergunakan mobil yang dibawa Mr Breet.

Hari ini meeting selesai jam 5 sore, dan saat balik ke hotel aku bersama Mr. Colin dan Mr. Geoff. Di mobil Mr. Colin yang base stationnya di Melbourne mengeluarkan seperangkat alat GPS untuk menunjukkan arah balik ke hotel.

Sebenarnya Mr. Colin selaku principal ngajak makan bareng, tetapi kupikir lebih bebas jalan sendiri lagian besok secara resmi juga makan bersama.

Kali ini saya pergi ngga jauh, karena di seputaran Olympic tidak ada tempat makan yang cocok jadi saya cuma ke Lidcombe saja, 1 stasiun dari hotel dan keliling di sana.

Aku jumpa 1 restaurant Vietnam yang terkenal dengan Noodllenya jadi aku masuk ke situ dan untuk rasa lumayan. Nama restaurantnya Vietnam Noodle Rest di posisi 33.8643S ; 151.0437E.
Harga juga ngga terlalu mahal sich menurutku karena untuk seluruh makanan itu aku habiskan A$ 8.8, sekitar 70 ribuan rupiah dech.

Sempat jalan juga di seputaran Lidcombe namun ini bukan area pertokoan jadi semuanya masih traditional market banget dan kebanyakan orang pendatang yang berdagang di sana seperti Chinese, Japanese, Vietnamese dan ada juga yang dari Thailang. Jadi setelah keliling di seputaran area ini semua jenis restaurant tersedia lho....

Sydney Report : Day 2

Hari ke 2

Pagi ini aku terbangun karena lampu pesawat menyala dan pramugari kembali wira wiri mengantarkan makanan penumpang, sementara di luar masih gelap, kaga kelihatan apa - apa. Uuuaaahhh nyaman juga tidur karena aku di kelas ekonomi namun 1 baris 3 kursi itu cuma aku sendiri jadi tidur lurus kaya di kelas bisnis dan bantalnya juga banyak jadi enak buat nyangga kepala.

Pagi ini aku makan roti dan apple juice saja, mau minta wine koq kayanya ngga cocok nich, karena semalam sdh cukup di tambah 1 kaleng coca cola.

Lirik jam, lho masih jam 4.20 lewat waktu Sydney, jadi emang masih pagi sekali, trus selesai makan pilotnya mengumumkan sebentar lgi pesawat akan mendarat dan kulihat keluar semua masih gelap di bawahpun tidak ada lampu - lampu, sementara dicakrawala hanya tampak garis merah orange tipis sekali.

Sesaat sebelum mendarat baru terlihat aku itu terbang di atas laut karena ada riak gelombang laut di bawah dan beberapa kapal laut yang berlayah gagah dengan benderanya masing - masing, sementara langit juga sudah semakin terang.

Di Imigrasi lancar, dan telah aku putuskan untuk naik kereta saja ke Pullman Olympic Hotel tempat aku bermalam selagi masih pagi dan bisa santai karena hari minggu ini acara belum berjalan.


Jadi begitu keluar dari Imigrasi aku belok ke kanan dan lurus terus hingga mentok ke ujung terus naik lift turun ke lantai Ground. Keluar dari lift belok ke kiri dan jalan terus nanti akan ketemu pintu masuk ke platfrom kereta. Pusing juga lihat jadwal dan platform berapa akhirnya aku datangi saja penjual tiketnya dan aku bilang mau beli tiket ke Pullman Olympic Hotel dan minta diinformasikan jalur keretanya yang mana. Bayar seharga AUD 11, trus diberitahu jalur-jalur yang saya harus ambil. Cara menerangkannya sich cukup baik, namun klo dibilang kasar bener juga tuch, cara memberikan tiketnya setengah dilempar gitu dech, dan selanjutnya ketika kuperhatikan hampir semuanya pelayanan di sini memang begitu.

Sebenarnya petunjuknya cukup jelas hanya saja aku belum paham benar ke mana tujuanku jadi agak ribet mending tanya dech, tapi jika sudah tahu kemana tujuannya tinggal beli tiket di mesinnya yang sudah diurutkan berdasarkan abjad koq.
Sesuai dengan yang diinformasikan dari Airport station aku turun di Central kemudian pindah platform yang melalui Lidcombe. Untuk pindah platform ini aku harus naik ke atas dulu dan di atas sana aku bisa lihat papan informasinya di platform berapa kereta yang akan melalui Lidcombe lewat, juga bisa pilih apakah yang mau berhenti di setiap station or limited station, namun total waktu yang dibutuhkan dari saat baca sich sama, karena jalurnya khan cuma 1.
Turun di Lidcombe sebenarnya aku sudah benar pindah ke platform 1 yang ke arah Olympic Park namun aku tidak membaca dengan teliti petunjuk yang tertulis di dinding station itu sampai petugas stasiunnya tanya aku mau kemana? Karena di rel itu ngga ada keretanya, malu sich dan itu memang salahku juga padahal petunjuknya cukup jelas.
Jadi aku harus jalan dulu sekitar 50 meter dan nanti di depan baru pindah jalur lagi untuk rel kereta yang ke arah Olympic Park.


Keluar dari stasiun terakhir yang sepi banget itu, karena di arena olympic ini tinggal kenangannya saja atau juga karena hari ini Minggu dan masih pagi lagi baru sekitar jam 7.
Sisa kenangan Olympic ini juga masih laku dijual lho, karena ada tour setiap harinya sesuai dengan jam yang telah ditentukan untuk masuk ke lokasi stadium.
Hotel Pullman sendiri sudah terlihat sejak aku keluar dari stasiun. Aku juga mencoba gps yang ada di E90 ku namun tidak berfungsi dengan baik, belum ganti kartu lokal sich jadi internet connectionnya tidak ada.


Di hotel masih terlalu pagi dan belum ada kamar buatku, jika mau tunggu sekitar 1/2 jam lagi akan tersedia kamar, namun karena aku mau jalan2 jadi aku bilang titip saja dulu bagasiku nanti malam baru aku kembali ke hotel.
Dari sana aku minta petugas informasi hotel tunjukkan jalan ke Manly, sebenarnya sudah sempat saya browsing dan print waktu di indo, namun ketinggalan.


Setelah mendapat keterangan yang cukup aku kembali ke Olympic stasiun yang jaraknya ngga sampai 100 m itu, dan lihat jam operasi kereta ternyata semua samapi dengan jam 12 malam, aman dech.

Beli tiket di sini untuk mingguan / bulanan bisa lebih murah dan bebas dipergunakan berapa kalipun sesuai dengan tenggang masa berlakunya namun perhatikan juga warna relnya karena mungkin berbeda operatornya sehingga jika pindah maka akan ada biaya tambahan.
Aku ngga ambil pusing dengan tiket tersebut karena aku akan lebih banyak training dan meeting sehingga tidak mungkin jalan tiap hari so aku beli ketengan saja. Aku cuma beli tiket ke Circular Quay pulang pergi seharga AUD 9 dan perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam.
Dari Circular Quay aku turun ke bawah dan langsung menuju ke port dan ambil ferry di wharf 3 dan bayar AUD 11.5 untuk nyebrang ke Manly yang memakan waktu sekitar 35 menit.

Sampai di Manly aku ke information center untuk mencari tahu tempat penyewaan sepeda, aku sewa yang jenis mountain bike untuk seharian seharga AUD 33, dan beli asuransi (optional) AUD 3. Petugasnya juga memberikan petunjuk area mana saja yang bagus untuk dikunjungi dan tingkat kesulitan medannya nanti.
Aku juga menyempatkan diri untuk membeli kartu telp perdana yang uniknya untuk mencari kartu ini cukup berkunjung ke mini market sejenis 7 evelen gitu dan bisa kita dapatkan kartunya, proses registrasi butuh passport. Selesai aku coba kembali GPS nya dan sukses.

Berbekal petunjuk yang telah diberikan petugas penyewaan sepeda dan gps di E90 aku ambil jalur berbukit yang sebenarnya intermediate saja dan difoto tampaknya menarik, tapi emang aku kuli bensin yang tinggal injak gas di Jakarta sekarang naik sepeda, ampun dech walau pake jenis mountain bike yang bisa atur gigi, tetap saja aku harus istirahat beberapa kali ngga kuat booo......kalah di nafas dan otot kaki.

Melelahkan namun menyenangkan karena udaranya bersih dan sejuk, tempat yang aku tuju sendiri sebenarnya masih kalah jauh dech dibandingkan pemandangan di Indo namun di sini terawat dan bersih sekali, dilihat dari atas lautnya sendiri biru sekali dan hanya sedikit dibagian tertentu yang berpasir sisanya batu karang semua.

Jalan turun tentunya sangat menyenangkan sekali tertiup angin pantai yang sejuk dan kali ini tujuanku adalah pantai yang tadi kulihat dari atas, dan semakin mendekati pantai perutku terasa lapar dan jam sudah menunjukkan jam 2, jadi sebelum ke pantai aku beli makanan dulu. Banyak restaurant disana namun rencanaku beli makanan saja untuk kubawa ke pantai, jadi burger pilihanku. Tidak sulit mendapatkan burger dan seperti biasa di Indo aku pesan yang ukuran jumbo + kentang. Tapi waktu datang pesananku itu besarnya wuiiihh....besarnya ngga ketulungan.....

Di pantai tersedia meja - meja untuk pengunjung makan atau berkumpul dan semuanya gratis, namun dimeja juga tertulis permintaan setelah selesai dipergunakan yang meminta kita untuk membersihkan sisa makanan dan membuangnya ke tempat yang telah tersedia.

Makan sambil memandang lautan nyaman dan tenang sekali diselingi dengan teriakan anak - anak kecil di pantai serta suitan burung - burung laut. Ombak laut masih lebih besar di pantai Kuta Bali, jadi walaupun banyak peselancar yang mencoba bermain tetap belum mendapatkan ombak yang cukup besar.

Menjelang sore ombaknya semakin besar dan kemudian disertai dengan butiran -butiran halus air yang menyerupai hujan gerimis dan membentuk embun di kacamataku.
Udara juga sudah semakin dingin, walaupun aku berjaket dengan berdiam diri seperti itu ternyata dinginnya cukup menusuk tulang. Aku makan juga tidak habis, mau gimana lagi ukurannya yang benar -benar jumbo membuat aku kekenyangan.

Selesai makan aku berencana menyusuri pantai hingga ke ujung dan nanti bisa dilihat ada karang yang bolong dan kita bisa melewatinya untuk sampai di seberang area dan keluar dari lingkunan pantai. Sayang cita-cita itu tidak tercapai karena diparuh perjalanan kakiku kram. Sakit banget, rupanya tanjakan di bukit tadi yang tidak biasa aku lakukan membuat kakiku kram.

Saat serangan terjadi masih dijalur sepeda pantai, jadi langsung saja berhenti dan aku cari pohon untuk pegangan, sakit sekali booo, dan belum bisa lepas dari sepeda, karena kakiku harus berdiri tegak klo dikendurkan ototnya akan narik bisa nangis dech nahan sakitnya. Kira - kira 15 menitan gitu baru perlahan sepeda aku lepaskan dan tergolek di pasir sehingga aku bisa sedikit melangkah keluar dari sepeda dan berjalan kaya robot.

Setelah serangan hilang aku putuskan untuk kembalikan sepeda saja dan membatalkan kunjungan ke karang itu, untuk selanjutnya ke dermaga kembali ke Circular Quay.
Di atas Ferry aku sempat terlelap beberapa saat dan terbangun sesaat sebelum merapat. waktu sudah menunjukkan jam 6, namun suasana sudah sepi.
Jalan di seputaran Circular Quay sudah banyak toko yang tutup atau sepi pengunjung, sempat lihat bangunan tower clock namun tidak menarik menurutku. Ingin hati mau ke Botanical Royal Garden, namun kakiku sudah mulai senut - senut lagi, so balik langsung ke hotel setelah sebelumnay sempat sms ke Mr. Breet untuk janji ketemuan besok di lobby hotel.

Sydney Report : Day 1

Hari ke 1

Pagi ini setelah mengantar anak2 ke halte jemputan bis sekolah, aku diantar istri melanjutkan perjalan ke arah bandara. Cuaca Jakarta sendiri di hari Sabtu, 15 Agustus 2009 ini cerah sehingga perjalanan dari Kebon Jeruk ke bandara hanya memakan waktu 1/2 jam saja. sedikit terhambat di tol tol tadi gara2 ada mobil yang nyemplung ke jalur yg sedang dibangun dan tipikal orang Indo kali yach, semua kendaraan memperlambat lajunya ingin lihat (nolong sich kaga), jadi macet panjang dach, proses check in dan imigrasi lancar.

Pesawatku transit di Singapore dan sudah cukup lama ngga datang ke Singapore ini jadi sedikit bingung, apalagi begitu keluar dari pesawat langsung di arahkan jalannya dan sepanjang jalan dijaga oleh petugasnya, ngga sadar jika aku ini diarahkan untuk menuju suatu area dan disana harus melewati x-ray lagi dan semua isi tas harus dikeluarkan, jaket juga dilepas. Busyeet takut bener ada bom kali yach, dan ternyata memang hanya pesawat dari Indo saja yang penumpangnya diharuskan masuk ke area itu, sedangkan penerbangan lain ngga tuch.

Sempat log in dulu selagi gratis nich trus ngantri dech di Imigrasi, karena penerbangan lanjutanku malam hari nanti jadi sekarang mau jalan-jalan ke Mustafa dulu dech.
Di kantong masih ada tiket EZ Link, jadi sempat cek saldo trus naik MRT dech ke jurusan Joo Koon dan nanti turun di Outram Park trus pindah line ke jurusan Punggol dan turun di Ferrer Park. Jadi ngga usah keluar pintu lagi tinggal jalan saja dan pindah terminal. Total biayanya adalah $1.62

Di Mustafa center lengkap semua barang apa saja rasanya ada baik buat cewek or cowok sich, trus diseputaran situ juga banyak tempat makan Chinese food, Indian food bahkan masakan padang ada juga.

Balik ke airport kira-kira 1 jam sudah sampai trus aku keliling di terminal 3 nich, selagi masih ada waktu sekitar 2 jam lebih. Aku juga membawa laptop jadi daripada menggunakan fasilitas internet gratis bandara yang dibatasi waktunya mending aku pakai laptop sendiri saja dan aku datang ke information center minta user name and password wifi yang gratis kebetulan letaknya pas setelah melewati imigrasi, trus sempat pijat kaki juga gratis nich, yang letaknya di belakang information center tersebut. Dari situ sempat nonton movie (gratis) juga yang letaknya di lt 3 jadi harus naik escalator lagi, namun filmnya aku ngga suka.

Turun kembali ke lantai 2 dan aku dapatkan area untuk letakkan laptop sambil di charge lumayan untuk kerja nanti malam di pesawat, tempatnya di belakang information center juga dan ngga jauh dari Starbuck CafĂ©, yang dibelakangnya banyak berderet kursi – kursi tidur yang bisa dipergunakan secara gratis untuk istirahat ataupun tidur.